Lets catch our success!

Kata kunci sukses yang pertama adalah BERDO'A

Lets catch our success!

Kata kunci sukses yang kedua adalah BEKERJA

Lets catch our success!

Kata kunci sukses yang ketiga adalah BERDO'A

Lets catch our success!

Kata kunci sukses yang keempat adalah BERTAWAKAL kepada Allah SWT

Motivasi Hidup

Jika kita menanam sekarang, insyaAllah kita akan memanen hasilnya dimasa depan!

Kamis, 01 Juni 2017

PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER AVR MEGA MENGGUNAKAN BAHASA BASIC



taufiqsuyadhi.com | Sesuai dengan judulnya,”Pemrograman Mikrokontroler Avr Mega Menggunakan Bahasa BASIC”, buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang tertarik belajar tentang embedded-system yaitu pemrograman chip mikrokontroler dengan menggunakan bahasa pemrograman BASIC. Buku ini dapat digunakan untuk kalangan pelajar usia sekolah SMA/SMK, pehobi embedded-systems pemula, mahasiswa jurusan teknik elektro/fisika/industri/mesin, masyarakat umum, guru (SMA/SMK), dosen, sampai dengan para trainer pelatihan embedded-system dan robotika pada berbagai lembaga pelatihan keterampilan.

Keunggulan buku ini, pertama penjelasannya yang sederhana mengenai software dan hardware yang digunakan dalam mempelajari cara memrogram chip mikrokontroler menggunakan bahasa pemrograman BASIC. kedua selain teori buku ini juga menjelaskan mengenai beberapa contoh proyek aplikatif menggunakan chip mikrokontroler AVR seri ATMEGA32 yang dapat dipraktekkan. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek pengendalian display LED, display 7segment, LCD, RTC-DS1307, komunikasi serial RS232, motor DC magnet pemanent (DCMP), motor DC servo (DC-SRV), sensor suhu LM35, sensor ultrasonik PING, sensor UVtron flame detector, analog to digital converter (ADC), dan saklar push button.

Secara umum pembahasan buku ini adalah:
1. BASIC (Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code) 
2. BASIC COMPILER-AVR (BASCOM-AVR)
3. BAHASA BASIC DENGAN BASCOM-AVR
4. MIKROKONTROLER AVR
5. PORT INPUT-OUTPUT
6. INTERUPSI
7. TIMER/COUNTER 0
8. TIMER/COUNTER 1
9. TIMER/COUNTER 2
10. SERIAL PERIPHERAL INTERFACE (SPI)
11. USART
12. TWO WIRE INTERFACE (TWI)
13. ANALOG COMPARATOR
14. ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC)
15. USB PROGRAMMER
16. SISTEM CLOCK MIKROKONTROLER AVR
17. PROYEK MIKROKONTROLER AVR ATMEGA32

Penulis                 : (1) Agus Efendi
                               (2) Taufiq Dwi Septian Suyadhi 
ISBN                   : 978-602-397-041-4 
Jumlah Halaman : xvi + 470 hal

Pembelian : UNS Press




Jumat, 06 Januari 2017

MULTIROTOR (Modeling – Designing – Building)

Taufiqsuyadhi.com | Melalui buku ini, Penulis mencoba mengenalkan dan menjelaskan kepada pembaca tentang salah satu jenis kendaraan udara tanpa awak (unmanned aerial vehicle, UAV) yang memiliki beberapa aktuator (motor DC brushless) yang dirangkai dengan baling-baling (propeller). UAV jenis ini sering disebut dengan multicopter atau multirotor. Dengan membaca buku ini, pembaca akan mengetahui tentang apa itu multirotor, mengenal perangkat keras (mekanik, elektronik, dan sumber energi) dalam pembuatan multirotor, mengenal pemodelan mekanik dan pemodelan sensor pada quadrotor, mengenal sistem kendali dan simulasi sistem kendali quadrotor, mengetahui proses pembangunan sebuah quadrotor, dan juga melakukan uji coba sistem quadotor. 
 
 
Untuk siapa buku ini ?

Buku ini cocok bagi pembaca yang sedang mencari referensi atau pengetahuan mengenai dasar-dasar pembangunan sistem multirotor. Buku ini dapat digunakan oleh siapa saja yang tertarik belajar tentang ilmu robot terbang (UAV), mulai dari para pelajar usia sekolah SMA/SMK, pehobi robotika, mahasiswa, masyarakat umum, guru SMA/SMK, sampai dengan dosen di perguruan tinggi.

Keunggulan buku ini terletak pada alur penjelasannya yang runtut mengenai pengenalan berberapa hal yang terkait dengan multirotor, yaitu mulai dari pengertian, fungsi, cara kerja, perangkat keras pembangunnya, pemodelan sistem dinamik & kinematik, pemodelan sistem kendali, simulasi sistem, dan cara pembuatannya. Sehingga hal ini akan memberikan manfaat bagi pembaca, yaitu setelah membaca buku ini selain mampu melakukan praktek membuat sebuah quadrotor, pembaca juga akan memiliki pengetahuan mengenai teori pemodelan sistem mekanik, pemodelan sensor, dan sistem pengendalian untuk quadrotor. Secara garis besar pembahasan di dalam buku ini adalah sebagai berikut:

BAB 1. Multirotor
Pada Bab 1, penulis menjelaskan tentang pengertian dan fungsi multicopter, porto-folio pembuatan quadrotor dari beberapa instansi pendidikan, gambaran operasi gerak dasar quadrotor, penjelasan mengenai keuntungan & kerugian pembuatan quadrotor, teknik penerbangan otomatis quadrotor (autopilot), dan juga mengenai permasalahan-permasalah yang sering dihadapi dalam pembuatan quadrotor.

BAB 2. Perangkat Keras Multirotor
Pada bab 2, penulis menjelaskan mengenai perangkat keras (hardware) yang umum digunakan dalam pembuatan multirotor yang dibagi dalam tiga kategori yaitu pertama, perangkat keras mekanik yang terdiri atas kerangka badan multirotor, motor dc brushless, dan propeller. Kedua, perangkat keras elektronik yang terdiri atas electronics speed controllers (ESC), sensor (gyroscope, accelerometer, magnetometer, dan barometer), unit kendali jarak jauh (remote controller dan x-bee), global position systems (GPS), unit mikrokontroler (Microwii ATmega32u4 flight controller, hobbyking KK2.0 flight controller, dan ArduPilot), dan kamera. Ketiga, perangkat keras sumber energi atau battery lithium polymer (LiPo).

BAB 3. Pemodelan Mekanik & Sensor Quadrotor
Pada bab 3, penulis mengenalkan dan menjelaskan mengenai pemodelan (matematika) sistem multicopter 4 rotor atau juga disebut dengan quadcopter. Pemodelan tersebut meliputi pemodelan kinematika dan dinamika mekanik quadrotor. Selanjutnya dipaparkan juga mengenai pemodelan beberapa sensor yang mendukung dalam pergerakan dan operasi quadrotor, seperti gyroscope, accelerometer, dan magnetometer.

BAB 4. Sistem Kendali Quadrotor
Beranjak ke bab 4, penulis mengenalkan dan menjelaskan mengenai bangunan sistem kendali pada sebuah quadrotor. Teknik kendali yang banyak diterapkan dalam proses pengendalian operasi dan pergerakan quadrotor adalah teknik kendali konvensional kombinasi kendali proporsional-integral-derivative (PID) yang dioptimalkan dengan teknik kalman filter atau extended kalman filter, serta dijaga kestabilannya dengan menggunakan teknik linear quadratic regulator (LQR).

BAB 5. Simulasi Sistem Quadrotor
Pada bab 5, merupakan kelanjutan dari bab 3 dan bab 4, yaitu memaparkan tentang simulasi sistem quadrotor, baik simulasi sistem mekanik maupun simulasi sistem kendali yang diterapkan dalam pengendalian quadrotor dengan menggunakan bantuan software MATLAB.

BAB 6. Membangun Quadrotor
Setelah memiliki pengetahuan secara teori mengenai perangkat keras dan perangkat lunak, pemodelan mekanik, pemodelan sensor, sistem kendali, dan simulasi sistem kendali, maka bab 6 buku ini mengajak Anda para pembaca untuk melakukan praktek membangun sebuah quadrotor. Quadrotor yang dibangun adalah quadrotor yang hanya menggunakan kebutuhan minimalnya, yaitu kerangka, motor DC brushless, propeller, ESC, gyroscope, accelerometer, magnetometer, unit mikrokontroler (flight controller), remote controller, dan battery LiPo. Bab 6 juga menjelaskan mengenai perakitan perangkat keras (komponen-komponen mekanik & elektronik) dan desain sistem kendali quadrotor.

BAB 7. Uji Coba Quadrotor
Pada bab uji coba quadrotor ini, penulis menjelaskan mengenai uji kerja beberapa bagian quadorotor, seperti uji putaran motor, uji gyroscope, uji accelerometer, uji magnetometer, uji operasi quadrotor (flight-test).

Kemudian selain pemaparan 7 Bab isi buku ini, sebagai pelengkap yang menguatkan proses pembelajaran para pembaca dengan membaca buku ini, penulis juga memberikan penjelasan tambahan (dalam lampiran) mengenai dasar pemrograman MATLAB.
 

 Ingin membeli buku ini? Klik
di sini!

 

Senin, 22 September 2014

Robot B.E.A.M.

taufiqsuyadhi.com | Buku ini mengenalkan sebuah konsep ”luar biasa” dalam pembuatan robot. Konsep yang dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan ilmu elektronika dalam pembangunan sistem elektronik dan sistem pengendalian suatu robot. Selain itu konsep ini juga memasukkan unsur alam sebagai sumber inspirasi pembuatan desain mekanik robot. Konsep tersebut bernama konsep biology, electronics, aesthetics, dan mechanics atau disingkat dengan BEAM.

Mengapa Saya katakan konsep ini luar biasa, karena konsep ini sederhana akan tetapi kontribusinya terhadap pengembangan robotika sungguh sangat besar.

Anda tidak akan paham mengenai konsep ini jika hanya membaca kata pengantar atau sinopsis buku ini. Untuk dapat memahami kosep ini secara lengkap, maka baca buku ini kemudian praktekkan apa yang telah Anda pelajari dari buku ini!

Untuk siapa buku ini ?
Buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang tertarik belajar robotika dan ingin menjadi salah satu pengembang (developer) ilmu robot di Indonesia.

Ringkasan isi buku ini adalah sebagai berikut:

1. Biologi
Bab ini memberikan penjelasan bahwa konsep robot yang akan kita pelajari dan bangun adalah menjadikan alam sebagai sumber inspirasinya, yaitu menjadikan bentuk fisik suatu binatang sebagai contoh desain mekanik robot. Misalnya, laron, kecoak, capung, ular, ikan, dan sebagainya.

2. Elektronika
Bab ini memberikan pengenalan dasar mengenai komponen elektronika analog & elektronika digital. Selain itu pada bab ini juga memberikan penjelasan mengenai pembuata sistem pengandali robot BEAM yang juga menjadikan alam sebagai sumber inspirasinya. Sistem pengendali tersebut meniru cara kerja sistem atau jaringan syaraf pada makhluk hidup termasuk manusia. Adalah syaraf elektronik (electronic neurons) yang dibuat dengan mengilhami cara kerja syaraf pada makhluk hidup dan digunakan sebagai pembangun sistem pengendali robot BEAM ini.

3. Aesthetics (estetika)
Bab ini mengajak Kita untuk mampu menilai keindahan (estetika) suatu model atau disain mekanik robot, apakah “baik” ataukah “buruk”.

4. Mekanik
Bab ini memperkenalkan beberapa bentuk mekanik robot BEAM yang sudah dibuat oleh para pengembang robot BEAM di dunia, dengan harapan setelah menyimak bab ini maka Anda sekalian segera memiliki ide desain mekanik robot BEAM Anda sendiri. Selain itu pada bab ini juga dikenalkan beberapa macam jenis penggerak/aktuator yang dapat digunakan dalam membangun robot BEAM.

5. BEAM Robotics
Bab ini adalah pendahulu dari buku ini. Anehkah? Dalam bab ini memberikan informasi mengenai definisi BEAM, pemilik ide/konsep BEAM, prinsip pembuatan robot BEAM, dan mitos-mitos mengenai orang-orang yang mempelajari tentang robot BEAM.

6. Membuat Robot BEAM
Bab terakhir buku ini mengajak Anda sekalian untuk “Praktek” membuat robot BEAM, yaitu robot laron dan robot kecoak.



Data Buku:
ISBN : 978-979-29-1746-8
Penulis : Taufiq Dwi Septian Suyadhi
Format/Jml. Hlm : 21 x 13,5, xx + 180 halaman
Edisi/Cetakan : I, 1st Published
Thn Terbit : 2014
Penerbit : Penerbit ANDI Yogyakarta
Pembelian : Klik di sini!

Sabtu, 13 September 2014

Panduan Mudah Pemrograman Robot

taufiqsuyadhi.com | Sesuai dengan judulnya, ”Panduan Mudah Pemrograman Robot” buku ini diperuntukkan bagi siapa saja yang tertarik belajar mengenai cara memprogram robot, mulai dari para pelajar usia sekolah SD, SMP, SMA/SMK, penghobi robotika pemula, mahasiswa, masyarakat umum, sampai dengan para guru (SD, SMP, & SMA/K).

Konsep dasar buku ini adalah sebagai buku panduan belajar pemrograman pengendalian robot. Buku ini memiliki keunggulan yaitu, pertama penjelasannya sederhana mengenai berberapa hal yang berkaitan dengan langkah-langkah pembuatan program pengendalian robot, sehingga akan memunculkan pemahaman dasar secara lengkap kepada pembaca, yaitu setelah membaca buku ini pembaca dapat langsung mempraktekan materi-materi dalam buku ini yang pada akhirnya pembaca dapat membuat program pengendalian robotnya sendiri. Kedua, contoh-contoh program yang diberikan cukup beragam serta menggunakan hampir semua pustaka lapangan (*.map) yang disediakan pada software RoboMind.

Secara umum pembahasan buku ini adalah:

1. Pendahuluan
Memberi informasi mengenai pengertian pemrograman robot, algoritma pemrograman, dan juga langkah-langkah membuat program. Langkah pembuatan program itu dimulai dari penentuan tujuan program, pembuatan algoritma, dan akhirnya pembuatan program dengan bahasa pemrograman tertentu.

2. ROBOMIND
Mengenalkan tentang software aplikasi yang akan digunakan dalam mempelajari cara membuat program pengendalian robot. Software tersebut adalah ”RoboMind”.

3. Dasar Pemrograman Robot
Memaparkan tentang dasar-dasar pemrograman pengendalian robot dengan software RoboMind yang meliputi penjelasan mengenai struktur dan cara penulisan bahasa program.

4. Latihan Membuat Program
Bagian ini berisi beberapa latihan membuat program pengendalian robot yang di uji coba pada berbagai macam area (map/game field).

5. Pengendalian Secara Manual
Menjelaskan kepada pembaca bahwa, selain pengendalian dengan program (otomatis) robot juga dapat dikendalikan secara manual, yaitu menggunakan remote control.

6. Penutup
Bagian ini beisi mengenai ‘closing statement’ Penulis mengeni keberadaan buku ini dan saran Penulis bagi pembaca setelah selesai membaca dan memahami secara keseluruhan isi buku ini.


Data Buku:
ISBN : 978-979-29-4104-3
Penulis : Taufiq Dwi Septian Suyadhi
Format/Jml. Hlm : 21 x 13,5 cm, xvi + 96 halaman
Edisi/Cetakan : I, 1st Published
Thn Terbit : 2014
Penerbit : Penerbit ANDI Yogyakarta

Pembelian : Klik disini!

Senin, 18 November 2013

Komunitas ASEAN 2015, Indonesia Harus Segera Bersiap


Negara-negara anggota ASEAN tidak lama lagi akan menghadapi agenda besar, yaitu diberlakukannya komunitas ASEAN pada tahun 2015. Pemberlakukan komunitas ASEAN ini memiliki tujuan untuk mengintegrasikan wilayah negara-negara anggota ASEAN menjadi satu, yaitu satu visi (one vision), satu identitas (one identity), dan satu komunitas (one community). Agenda besar ini merupakan hasil dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-9 pada 7-8 Oktober 2003 di Bali yang mendeklarasikan Bali Concord II dengan konsep komunitas ASEAN. Komunitas ASEAN ini terdiri atas tiga pilar, yaitu Komunitas Politik-Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (Sekretariat ASEAN, 2009). Pada mulanya komunitas ASEAN akan diberlakukan mulai tahun 2020 namun dengan kesepakatan baru para pemimpin negara-negara anggota ASEAN dalam KTT ASEAN ke-12 tahun 2007 di Cebu, Filipina, pelaksanaannya dipercepat menjadi tahun 2015. Tepatnya pada 31 Desember 2015. Ini artinya, ada waktu yang cukup bagi negara-negara anggota ASEAN untuk mempersiapkan diri, yaitu kurang lebih 12 tahun.

Obyek integrasi dalam komunitas ASEAN 2015 nanti tidak lagi hanya interaksi antar negara (state to state), namun lebih jauh dari itu adalah interaksi antar masyarakat (people to people) negara-negara anggota ASEAN secara luas dalam berbagai bidang. Oleh sebab itu, dalam komunitas ASEAN ini tidak hanya Pemerintahnya yang harus siap, namun rakyatnya pun harus ikut mempersiapkan diri. Bagi Indonesia, hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab dengan jawaban yang tepat. Jawaban tantang ini adalah upaya mempersiapkan rakyat Indonesia menyambut komunitas ASEAN 2015 itu. Karena Indonesia adalah anggota ASEAN, sehingga mau tidak mau harus siap menghadapinya. Hadirnya komunitas ASEAN ini akan memberikan dampak positif (keuntungan), yaitu kesejahteraan dan daya saing rakyat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan akan meningkat, dengan syarat Pemerintah Indonesia serius mempersiapkan rakyat Indonesia. Namun sebaliknya, hadirnya komunitas ASEAN akan memberikan dampak negatif (kerugian) bilamana Pemerintah tidak serius dalam mempersiapkan rakyat Indonesia, yaitu Indonesia akan menjadi pasar bagi produk-produk dari negara anggota ASEAN lainnya, sementara rakyat Indonesia hanya menjadi penonton atau sekedar konsumen saja.

Berkaitan dengan akan diberlakukannya komunitas ASEAN tersebut, Indonesia memiliki permasalahan. Masalah itu bukanlah karena Pemerintah belum melakukan apa-apa, namun masalah itu lebih pada pemahaman komprehensif rakyat Indonesia tentang komunitas ASEAN yang belum ada. Pasalnya hingga saat ini (Agustus 2013), tingkat pemahaman rakyat Indonesia mengenai komunitas ASEAN masih sangat rendah, baik dari sisi jumlah maupun dari sisi kualitas pemahamannya. Oleh sebab ketidakpahaman itu, masyarakat Indonesia pun secara nasional belum memiliki kesiapan yang dimaksudkan. Padahal sudah 10 tahun waktu berjalan sejak Bali Concord II dideklarasikan pada tahun 2003. Sebagai bukti, pertama, bahwa hingga saat ini komunitas ASEAN 2015 belum menjadi buah bibir pada kebanyakan kalangan masyarakat Indonesia, apalagi menjadi isu utama dalam perpolitikan Indonesia (Satria, 2013). Isu korupsi pejabat negara masih mendominasi berita dimedia massa baik cetak maupun elektronik nasional. Pemerintah pun kelihatannya belum membuat iklan layanan masyarakat di media massa lokal maupun nasional, juga poster-poster untuk ditempel di tempat umum atau pada majalah dinding (mading) instansi negara dan sekolah-sekolah yang menyosialisasikan tentang komunitas ASEAN 2015 kepada masyarakat umum. Kedua, dikarenakan sosialisasi yang sangat minim, maka masyarakat pun belum mempersiapkan diri. Bagaimana rakyat Indonesia akan mempersiapkan diri, jika pemahaman saja belum dimiliki? Sebab lain, mengapa rakyat Indonesia belum mempersiapkan diri adalah karena apabila dilihat pada kondisi yang ada saat ini, kelihatannya Pemerintah memang belum memiliki road map dan standard operational procedure (SOP) yang jelas. Padahal road map dan SOP ini penting adanya dalam kerangka mempersiapkan rakyat Indonesia supaya siap lahir dan batin menghadapi diberlakukannya komunitas ASEAN 2015. Dengan dua bukti tersebut, maka dapat dikatakan bahwa masalah bangsa Indonesia dalam menyambut diberlakukannya komunitas ASEAN 2015 adalah ketidakpahaman dan belum adanya persiapan rakyat Indonesia (publik). Masalah ini harus segera diatasi secara efektif, supaya dampak negatif hadirnya komunitas ASEAN 2015 tidak menimpa bangsa Indonesia.

Langkah Penting
Paling tidak ada tiga rekomendasi langkah penting yang perlu dilakukan Pemerintah Indonesia, yaitu langkah mengatasi masalah yang berkaitan dengan akan diberlakukannya komunitas ASEAN tahun 2015 mendatang. Pertama, Pemerintah Indonesia harus membuat road map dan SOP upaya penyiapan rakyat Indonesia dalam rangka menyambut komunitas ASEAN. Road map dan SOP ini penting untuk disiapkan secara matang. Karena roadmap dan SOP merupakan arahan langkah terstruktur dan terarah yang memungkinkan Pemerintah Indonesia dapat mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mampu mempersiapkan diri menyambut pemberlakuan komunitas ASEAN 2015, tentunya dengan gerak persiapan yang terarah dan terukur. Dalam roadmap dan SOP tersebut perlu dijelaskan secara rinci mengenai pengertian, tujuan, arti penting, ruang lingkup, pilar-pilar, kemungkinan dampak, dan langkah-langkah persiapan menghadapi komunitas ASEAN. Sehingga diharapkan akan menghadirkan kesiapan rakyat Indonesia secara maksimal.
       Kedua, Pemerintah harus melakukan sosialisasi secara luas dan menyeluruh mengenai akan diberlakukannya komunitas ASEAN 2015 beserta roadmap dan SOP-nya kepada rakyat Indonesia. Sosialisasi harus menjangkai seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan dari wilayah perkotaan hingga ke wilayah pelosok Nusantara. Hal ini penting dilakukan supaya seluruh rakyat Indonesia mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan komunitas ASEAN. Pengetahuan dan pemahaman rakyat Indonesia ini diharapkan akan memunculkan daya dukung rakyat Indonesia dalam menyambut pemberlakuan komunitas ASEAN 2015. Sehingga tidak akan muncul “efek terkejut” dan “efek kebingungan” rakyat Indonesia ketika sistem komunitas ASEAN ini telah diberlakukan. Selain itu, sosialisasi juga akan memberikan sinyal kepada rakyat Indonesia untuk ikut aktif bergerak menyiapkan diri.
       Berkait dengan langkah sosialisasi ini, belum lama ini ada pemberitaan di media massa bahwa Pemerintah Indonesia (Kementerian Luar Negeri) melakukan sosialisasi komunitas ASEAN melalui jalur pendidikan dengan pemuda sebagai sasaran utamanya. Langkah sosialisasi tersebut antara lain, pembangunan pusat studi ASEAN (ASEAN Study Center), Jaringan universitas ASEAN (ASEAN University Network), ASEAN Goes to School, dan buku sumber kurikulum mengenai materi ajar ASEAN. Pusat Studi ASEAN (PSA) merupakan media yang bertujuan untuk mengenalkan ASEAN kepada mahasiswa dan masyarakat sekitar. PSA sudah dibangun dibeberapa universitas di Indonesia. Kemudian ASEAN University Network digunakan oleh seluruh universitas yang berada di kawasan Asia Tenggara untuk saling bertukar pengalaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi, yaitu dengan program pertukaran mahasiswa. Untuk ASEAN Goes to School dan buku materi ajar ASEAN bertujuan untuk mengenalkan ASEAN kepada anak dan remaja usia sekolah (Armadhanu dkk, 2013). Selain itu, Pemerintah juga memprakarsai sosialisasi komunitas ASEAN melalui media internet, yaitu dengan pembentukan wadah bagi penulis blog (blogger) yang diberi nama ASEAN blogger. Komunitas ASEAN blogger ini memiliki beberapa program yang bertujuan membantu Pemerintah dalam menyosialisasikan komunitas ASEAN 2015, salah satunya adalah festival blogger ASEAN yang diselenggarakan pada 10-12 Mei 2013 yang lalu di Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan komunitas ASEAN blogger sepertinya akan berkelanjutan untuk 3 tahun kedepan, yaitu tahun 2013 hingga 2015 (ASEAN blogger, 2013). Sebenarnya langkah-langkah sosialisasi yang dilakukan Pemerintah sudah cukup baik, namun yang disayangkan adalah mengapa aktifitas sosialisasi tentang komunitas ASEAN seperti tersebut diatas tidak dilakukan oleh Pemerintah sejak dulu? Yaitu sejak setelah konsep komunitas ASEAN dalam Bali Concord II dideklarasikan pada tahun 2003.
       Ketiga, Sosialisasi saja belum cukup, sehingga setelah sosialisasi yang menjadikan rakyat Indonesia mengerti dan paham tentang komunitas ASEAN, maka selanjutnya Pemerintah harus memberikan fasilitas dan dukungan kepada rakyat Indonesia supaya rakyat Indonesia mau dan mampu mempersiapkan diri menyambut komunitas ASEAN 2015. Hal ini harus dilakukan, karena tidaklah mungkin rakyat Indonesia akan siap dengan sendirinya dalam waktu singkat, tanpa adanya kerja keras Pemerintah Indonesia yang bahu-membahu bersama seluruh elemen negara dan rakyat Indonesia. Wujud dukungan Pemerintah untuk rakyat Indonesia haruslah mencakup dukungan material dan spiritual (mental). Dalam bidang ekonomi khusunya, dukungan material sangatlah diperlukan. Karena dengan dukungan material diharapkan rakyat Indonesia menjadi mampu membangun usaha di sektor-sektor perekonomian dari hulu hingga hilir. Selain itu, diharapkan rakyat Indonesia menjadi mampu membuat produk-produk (produksi) berdaya saing tinggi. Sehingga pada komunitas ASEAN 2015 yang pastinya akan sarat dengan persaingan, Indonesia akan ikut bersaing dan produk buatan rakyat Indonesia siap bersaing dengan produk-produk buatan rakyat negara-negara anggota ASEAN yang lain.
       Kemudian dukungan spiritual. Dukungan spiritual diberikan dalam bentuk penanaman motivasi agar didalam jiwa dan pola pikir setiap rakyat Indonesia tumbuh rasa ikut memiliki Indonesia, rela berkorban, dan kemauan membangun bersama bangsa Indonesia. Pada akhirnya, bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain dalam segala bidang. Dukungan mental spiritual ini sangatlah penting, dan bahkan jauh lebih penting dari dukungan material. Dukungan spiritual ini akan menghindarkan jiwa materialistis rakyat Indonesia. Jiwa materialistis akan menjadi penghambat kemajuan bangsa Indonesia. Karena jiwa materialistis akan menjadikan hilangnya kesungguhan dan ketulusan seorang warga negara dalam ikut bekerja bersama membangun bangsa. Selain itu jiwa materialitis akan menjadikan seseorang hanya berpikir tentang keuntungan pribadi, bukan tentang keuntungan bersama, yaitu keuntungan bagi bangsa dan Negara Indonesia. Oleh sebab itu, dukungan material haruslah diberikan setelah dukungan sprititual diberikan, bukan sebaliknya. Dukungan spiritual yang kuat akan menjadikan dukungan material terukur dan terarah penggunaannya.

Indonesia Siap di Dua Pilar Komunitas ASEAN 2015
Dalam konsepnya, komunitas ASEAN 2015 memiliki tiga pilar. Pilar politik-keamanan dan pilar sosial-budaya adalah dua diantaranya. Pilar komunitas politik-keamanan bertujuan mewujudkan terciptanya perdamaian, stabilitas kemanan dan politik antar negara anggota ASEAN, bahkan dengan negara lain di luar ASEAN (Sekretariat ASEAN, 2009). Berkaitan dengan hal tersebut, pada beberapa poin kerjasama bidang politik-keamanan, Indonesia telah memiliki kesiapan. Sebagai contoh, dalam hal kebebasan aliran informasi, Indonesia telah memiliki undang-undang yang memberi kebebasan bagi insan pers (UU No. 40 Tahun 1999). Dalam hal perlindungan hak asasi manusia, Indonesia memiliki Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM). Dalam hal upaya mencegah dan melawan tindak korupsi, Indonesia memiliki Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dalam hal perdamaian dan stabilitas keamanan, Indonesia memiliki POLRI, TNI, dan Badan Intelijen Negara (BIN). Dalam hal kerjasama maritim, Indonesia memiliki TNI Angkatan Laut (AL). Dalam hal kerjasama penanggulangan terorisme, Indonesia memiliki Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan densus 88. Dalam hal kerjasama penanggulangan peredaran narkotika dan obat terlarang (narkoba), Indonesia memiliki Badan Narkotika Nasional (BNN). Dalam hal manajemen bencana, Indonesia memilik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan dalam hal perpolitikan, hukum, peradilan, dan upaya mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance), Indonesia memiliki sistem demokrasi yang sudah dinilai cukup mapan, meskipun dalam implementasinya masih banyak dijumpai cacat disana-sini.
       Selanjutnya dalam pilar sosial-budaya, komunitas ASEAN dalam blueprint-nya memiliki karakteristik a) Pengembangan manusia, b) Kesejahteraan sosial dan perlindungan, c) Keadilan sosial dan hak-hak, d) Memastikan ketahanan lingkungan, e) Membangun identitas ASEAN, f) Mempersempit perkembangan jurang pemisah (Sekretariat ASEAN, 2009). Karakteristik tersebut dapat dijabarkan bahwa dengan komunitas sosial-budaya, ASEAN ingin mewujudkan kerjasama antar negara anggotanya dalam bidang kepemudaan, wanita, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, manajemen bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, ketenagakerjaan, dan sebagainya (Wikipedia Indonesia, 2012). Apabila dilihat kondisi Indonesia saat ini, maka Indonesia untuk bidang kerjasama dalam komunitas sosial-budaya ASEAN 2015 dapat dinilai siap. Karena pada tiap-tiap bidang kerjasama tersebut diatas Pemerintah telah memiliki badan/departemen negara yang secara khusus membidanginya.
       Sampai disini secara sistem kenegaraan dapat disimpulkan bahwa dengan segala kekurangan dan kelebihannya dalam rangka menyambut pemberlakuan komunitas ASEAN pada tahun 2015 mendatang, Indonesia telah siap di dua pilar, yaitu pilar komunitas politik-keamanan ASEAN dan pilar komunitas sosial-budaya ASEAN. Dengan demikian, Pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan sisa waktu yang ada untuk terus melakukan sosialisasi mengenai komunitas ASEAN kepada masyarakat Indonesia secara luas dan berupaya maksimal mempersiapkan rakyat Indonesia pada sisi ekonomi.

Komunitas Ekonomi ASEAN 2015
Dalam blueprint-nya, komunitas ekonomi ASEAN 2015 memiliki karakteristik sebagai berikut, a) Sebuah pasar tunggal dan berbasis produk, b) Sebuah wilayah dengan kompetisi ekonomi yang tinggi, c) Sebuah wilayah dengan pengembangan ekonomi yang adil, dan d) Sebuah wilayah yang secara penuh terintegrasi kedalam ekonomi global (Sekretariat ASEAN, 2009). Untuk itu sebagai salah satu agenda dari komunitas ASEAN 2015, komunitas ekonomi ASEAN akan mengintegrasikan kawasan ekonomi negara-negara anggota ASEAN, yaitu dengan pembentukan biaya transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, memberi kemudahan dan peningkatan akses pasar intra-ASEAN, meningkatkan transparansi dan mempercepat penyesuaian peraturan-peraturan juga standarisasi domestik, serta meningkatkan daya saing usaha kecil masyarakat (UKM) pada tiap-tiap negara anggota ASEAN (Wikipedia Indonesia, 2012). Dalam jangka pendek, komunitas ekonomi ASEAN akan mentransformasi ASEAN menjadi sebuah wilayah dengan peredaran barang, jasa, investasi, tenaga terampil, dan aliran modal secara bebas. Sebelum komunitas ekonomi ASEAN diberlakukan pada tahun 2015 mendatang, Pemerintah Indonesia harus dengan penuh kesungguhan mempersiapkan rakyat Indonesia supaya siap menghadapi dan mampu bersaing dengan warga Negara anggota ASEAN lainnya. Dalam hal ini Pemerintah harus memberikan dukungan dan dorongan kepada rakyat Indonesia, khususnya pemuda Indonesia supaya mau menjadi mesin pemercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menjadi pelaku usaha di sektor hulu, sektor industri, dan juga sektor hilir. Pengusaha sektor hulu akan menghasilkan bahan baku/mentah dengan mengelola sumber daya alam (SDA) Indonesia, pengusaha sektor industri akan menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing, dan pengusaha sektor hilir akan menjadi marketer handal yang mampu memasarkan produk-produk buatan Indonesia dalam kancah persaingan komunitas ekonomi ASEAN. Pemerintah Indonesia harus percaya sepenuhnya pada kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam mengelola SDA. Selama ini SDA Indonesia habis dieksploitasi oleh asing, karena mungkin adanya ketidakpercayaan Pemerintah kepada SDM Indonesia dan juga tekanan pihak asing. Oleh sebab itu, sekarang saatnya untuk sadar dan berubah. Pemerintah Indonesia harus berani menolak tekanan-tekanan pihak asing dalam hal ini. Anak bangsa ini pasti mampu mengelola sumber daya alamnya sendiri.
       Mengenai masalah pemodalan, kabarnya Pemerintah Indonesia telah memiliki progam kerakyatan. Program yang memberikan kredit pembiayaan usaha dengan bunga ringan bagi rakyat Indonesia untuk pendirian usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK). Program tersebut diberi nama Kredit Usaha Rakyat, disingkat dengan KUR. Jika begitu kenyataannya, program KUR sebaiknya terus dijalankan oleh Pemerintah secara berkelanjutan. Keberadaan program KUR diharapkan dapat menjadi pendukung kesiapan rakyat Indonesia dalam menyambut komunitas ekonomi ASEAN 2015. Jika diperlukan, Pemerintah Indonesia juga harus membukakan jalan bagi rakyat Indonesia (publik) untuk dapat mudah mengakses modal usaha dari program company social responsibility (CSR) seluruh BUMN Indonesia.
       Selain pemberian modal usaha, Pemerintah juga harus siap melakukan pendampingan bagi usaha-usaha tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk dapat mengetahui perkembangan dan tingkat keberhasilan usaha-usaha yang dibangun oleh rakyat Indonesia. Pada intinya, Pemerintah harus mendukung munculnya pengusaha-pengusaha baru di Indonesia. Karena dengan dibangunnya usaha baru disemua sektor akan menjadikan bangsa Indonsesia siap menghadapi komunitas ekonomi ASEAN 2015. Kemudian adanya usaha baru akan memungkinkan terbuka juga lapangan kerja, sehingga dengan begitu kesejahteraan rakyat Indonesia akan meningkat, tingkat kemiskinan dan pengangguran juga kerkurang.

Penutup
Permasalahan utama tentang rendahnya tingkat pemahaman, kepedulian, partisipasi publik dan pemuda Indonesia dalam mewujudkan komunitas ASEAN 2015 disebabkan oleh ketidakpahaman masyarakat Indonesia (publik) mengenai komunitas ASEAN. Penyebabnya sudah barang tentu adalah karena kurangnya sosialisasi dari Pemerintah Indonesia. Kurang dalam arti intensitas waktunya maupun intensitas jangkauan ruangnya. Mengenai waktu, Pemerintah sejak setelah Bali Concord II disepakati pada tahun 2003 yang lalu seharusnya telah melakukan sosialisasi mengenai komunitas ASEAN dengan gencar. Mengenai jangkauan ruang, sosialisasi tersebut seharusnya dilakukan secara menyeluruh di seluruh Nusantara, tidak hanya di daerah perkotaan namun juga harus sampai daerah pelosok. Metode sosialisasinya juga perlu ditambah variasinya, misalnya dengan 1) Penayangan film pendek bertema komunitas ASEAN, 2) Penayangan iklan layanan masyarakat di media massa cetak/elektronik, 3) Pembuatan pusat belajar ASEAN di perpustakaan-perpustakaan daerah, 4) Penyebaran poster, stiker, dan kalender, dan sebagainya.
       Solusi atas masalah utama tersebut adalah Pemerintah Indonesia harus mampu memberi pemahaman (sosialisasi) kepada seluruh rakyat Indonesia secara intensif, menyeluruh, dan lengkap. Lengkap artinya dalam langkah sosialisasinya terkandung unsur memberikan informasi tentang pengertian, tujuan, arti penting, ruang lingkup, pilar-pilar, kemungkinan dampak, dan langkah-langkah persiapan menghadapi komunitas ASEAN 2015. Dengan pemahaman yang benar dan lengkap, diharapkan rakyat Indonesia akan peduli dan berpartisipasi dalam mewujudkan komunitas ASEAN 2015 (/fiq).


------------------
Oleh: Taufiq D.S. Suyadhi
Diikutsertakan dalam Lomba Esai tentang ASEAN
Yang diselenggarakan oleh Kementrian Luar Negeri RI
Agustus 2013

Jumat, 13 September 2013

FORUM LINGKAR PENA (FLP) MENJAWAB TANTANGAN DI ERA DIGITAL





Forum Lingkar Pena atau FLP, organisasi kepenulisan terbesar di Indonesia yang berdiri pada 22 Februari 1997. Organisasi yang telah berusia 16 tahun ini, pada 30 Agustus 2013 hingga 1 September 2013 yang lalu menyelenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) ke-3 di pulau dewata, Bali. Bagi sebagian orang, nama organisasi kepenulisan yang satu ini mungkin sudah tak asing lagi. Organisasi ini cukup terkenal karena beberapa karya dari anggotanya telah mampu memikat hati pembaca di Indonesia hingga mencapai tingkat best seller, bahkan ada yang telah diterjemahkan dalam bahasa lain dan difilmkan. Hari pertama acara Munas FLP dibuka dengan agenda seminar umum dengan tema “Quo Vadis Penulis Indonesia di Era Digital”. Sebuah keniscayaan bagi para penulis Indonesia, terutama para penulis anggota FLP, harus mampu beradaptasi dengan era digital seperti saat sekarang ini. Era dimana informasi begitu mudah tersebar luas hingga ke penjuru dunia. Oleh sebab itu, penulis FLP harus mampu menghasilkan karya tulis berkualitas dari segi isi (content) yang mampu memberikan pencerahan dan pengetahuan bagi pembacanya. Dalam seminar yang dimoderatori oleh M. Irfan Hidayatullah (mantan ketua umum FLP asal Bandung) itu, turut diundang beberapa pembicara, yaitu novelis Habiburrahman El Shirazy, sastrawati Bali Oka Rusmini, Bapak Haris staff ahli PT. Telkom Indonesi, dan juga bapak Mabruri staff ahli kementerian komunikasi dan informatika (Kemkominfo).

Di era digital, buku yang selama ini dijual dalam bentuk fisik (hardcopy) kini dijual dalam bentuk nonfisik (softcopy) atau sering disebut dengan buku digital atau buku elektronik (ebook). Ada beberapa keuntungan dari transformasi buku hardcopy ke buku softcopy, pertama, buku dapat dinikmati pembaca tanpa perlu dicetak. Kedua, buku menjadi mudah dalam penjualannya. Ketiga, buku menjadi mudah diperoleh. Keempat, buku sangat mungkin dibaca oleh pembaca di seluruh penjuru dunia karena penjualannya yang menggunakan toko online, yaitu toko yang menggunakan media jaringan internet (website) sebagai lahan jual-belinya. Oleh sebab itu, kualitas content buku menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Karena pembaca tidak hanya berasal dari Indonesia namun juga dari negara-negara lain di dunia. Demikian disampaikan oleh bapak Haris, salah satu pembicara seminar yang diundang oleh panitia MUNAS FLP ke-3 mewakili PT. Telkom Indonesia. Berkait dengan toko online, PT. Telkom Indonesia telah menyediakan laman toko buku online (www.qbaca.com) yang telah banyak memasarkan buku-buku digital. Apabila kita tilik dari sisi penyebaran nilai-nilai kebaikan dalam suatu karya tulis, maka kenyataan ini memungkinkan para penulis muslim dapat dengan mudah menyampaikan ilmu dan kebaikan kepada pembaca dimana pun mereka berada, tentunya bagi mereka yang dapat terhubung dengan jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab dengan tepat oleh para penggiat dakwah kepenulisan, terlebih lagi publikasi karya tulis secara digital ini juga memiliki kekurangan, yaitu karya tulis menjadi mudah di copy (salin) dan paste (tempel) oleh orang lain. Semua tentunya kembali kepada niat para penulisnya! 

Manajemen Content
Berkait dengan manajemen content karya tulis, supaya karya tulis yang di-digitalisasi mendapat sambutan positif dari pembacanya. Sastrawati Bali yang juga wartawati Bali Pos, Oka Rusmini menyampaikan bahwa dalam menuliskan karya tidak perlu bergagah-gagah dan tekstual dalam hal penggunaan kata-kata. Utamakan kemanfaatan tulisan kita bagi orang lain. Senada dengan Oka, Habiburrahman El-Zhirazy juga menyampaikan, “Janganlah tulisan itu terlalu ideal bahasanya, sesuaikan saja dengan kondisi pribadi kita (penulis)”. Penulis novel Ayat-ayat Cinta ini juga menyampaikan sebuah ayat Allah SWT dalam Al-qur’an, “Janganlah kita mengatakan apa-apa yang tidak kita kerjakan, karena Allah akan membenci diri kita”. Menurutnya, manusia itu bisa bersatu jika bersama-sama melihat keindahan dan kebaikan, sehingga untuk mampu menarik minat mereka terhadap sebuah karya tulis, maka isi karya tulis itu haruslah tentang keindahan-keindahan dan kebaikan-kebaikan. Dengan pemaparan kedua pembicara tersebut, maka manajemen isi karya tulis harus diperhatikan oleh setiap penulis. Tidaklah perlu memperumit rangkaian dan pilihan kata, karena yang paling utama adalah terserapnya nilai-nilai kebaikan dan keindahan dalam suatu tulisan oleh pembaca secara maksimal. Sehingga menghadirkan inspirasi dan aksi-aksi kebaikan dari para pembacanya.

Penulis Muslim dan Televisi (TV)
Dalam seminar umum tersebut, panitia MUNAS FLP ke-3 sebenarnya juga mengundang ustadz Tifatul Sembiring menteri komunikasi dan informatika (Menkominfo), yang diharapkan dapat menyampaikan beberapa hal terkini mengenai bagaimana seharusnya peran penulis muslim dalam menyebarkan kebaikan di era digital yang tak kenal kompromi ini. Namun karena adanya agenda yang bersamaan akhirnya beliau tidak dapat hadir dalam pertemuan nasional penulis-penulis muslim Indonesia tersebut. Beliau menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadirannya dan mengutus staff ahlinya, bapak Mabruri. Dalam seminar yang dihadiri ratusan penulis muslim dari berbagai penjuru Nusantara itu, pak Mabruri menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia dalam hal ini Kemkominfo, pada tahun 2018 mendatang akan menonaktifkan penggunaan TV analog dan menggantinya dengan TV digital. Hal ini disebabkan oleh adanya kelebihan dari TV digital dibanding TV analog. Berkaitan dengan informasi tersebut, moderator yang merasa penasaran maka langsung bertanya, “Apa hubungannya dengan penulis mas?” panggilan akrab moderator kepada pak Mabruri. Kemudian pak Mabruri menjawab, “Ini yang menarik! Sudah saatnya penulis merubah paradigmanya tentang karya tulis. Paradigma yang dimiliki penulis selama ini kan penulis -menulis untuk dibaca-, maka paradigma itu harus diganti dengan penulis -menulis untuk dilihat/didengar-“

Di era digital ini, telah terjadi digitalisasi proses penyebaran informasi, yaitu selain penggunaan jaringan internet juga menggunakan televisi (TV) sebagai medianya. Hal ini merupakan peluang bagi penulis muslim Indonesia untuk mampu mem-visualisasikan ide dan pesan-pesan kebaikan dalam tulisannya, yaitu dengan menjadi penulis berita, atau penulis skenario film/sinetron untuk program acara stasiun-stasiun TV di Indonesia. Apa tujuannya? Yaitu supaya materi-materi program acara TV yang dinikmati oleh pemirsa mampu memberikan pendidikan (edukasi) tentang nilai-nilai kebaikan yang akan mempengaruhi pola pikir dan peri kehidupan mereka semua, termasuk anak-anak kita. Inilah saatnya para penulis bermoral kebaikan mengambil peran dalam upaya memperbaiki moral sumber daya manusia Indonesia. Jangan biarkan generasi muda dan anak-anak dirusak dengan tayangan-tayangan di TV yang skenarionya ditulis oleh penulis-penulis hamba syahwat dan kemaksiatan (/fiq).

Oleh: Taufiq D.S. Suyadhi
Wakil Ketua FLP wilayah Yogyakarta

KUR, MENJADIKAN RAKYAT INDONESIA SEJAHTERA DAN SIAP BERSAING



Terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia akan selalu menjadi agenda utama dan cita-cita Pemerintah Indonesia dari masa ke masa. Masalah kesejahteraan masyarakat erat hubungannya dengan kesempatan kerja yang tersedia. Apabila masyarakat bekerja, maka mereka akan mempunyai pendapatan. Apabila masyarakat berpendapatan, maka mereka akan mampu memenuhi kebutuhan hidup. Sebaliknya, apabila masyarakat tidak bekerja, maka sudah barang tentu mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Ketimpangan mungkin tengah terjadi di Indonesia, yaitu jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit daripada jumlah tenaga kerja yang ada. Selain itu, dunia kerja saat ini juga hanya mau menerima tenaga kerja yang memenuhi persyaratan tertentu. Seperti jenjang pendidikan, konsentrasi ilmu, umur, dan kondisi kesehatan. Sehingga dengan kenyataan ini, hanya mereka yang memenuhi syaratlah yang dapat diterima. Bagi yang tidak memenuhi syarat, maka mereka akan menganggur. Masyarakat yang menganggur akan terancaman kesejahteraan hidupnya.

Kredit Usaha Rakyat atau disingkat dengan KUR merupakan program pemerintah yang memberikan solusi konkret terhadap permasalahan kesejahteraan hidup rakyat Indonesia. Pelaksanaan program KUR dimaksudkan untuk mendorong dan mendukung rakyat Indonesia agar mampu membangun usaha mandiri dalam kerangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Program KUR mendukung upaya pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK). Program KUR ini diharapkan akan menjadikan masyarakat Indonesia mandiri secara finansial, sehingga kesejahteraan hidupnya terjamin. Apabila telah memiliki usaha sendiri, masyarakat Indonesia tidak perlu lagi mencari pekerjaan untuk bisa berpendapatan. Program KUR ini adalah wujud kepedulian Pemerintah terhadap terjaminnya kesejahteraah hidup warga negara Indonesia. Manfaat keberadaan KUR telah dirasakan oleh warga disejumlah wilayah di Indonesia. KUR menjadikan usaha atau bisnis milik warga Indonesia yang semula kurang berkembang menjadi usaha yang memiliki aliran kas (cash flow) yang sehat. Sehingga usaha tersebut dapat menjalankan operasionalnya dengan baik dan memberikan hasil yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup pemiliknya. Lebih jauh lagi, usaha para nasabah KUR bahkan ada yang telah mampu menyerap tenaga kerja yang berada diwilayah setempat. Selain nasabah, KUR juga memberikan manfaat bagi bank penyalur dana KUR, yaitu keuntungan bank pelaksana ikut mengalami peningkatan. Bagi Pemerintah Indonesia sendiri, program KUR juga memberikan manfaat, yaitu harapan adanya penurunan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia secara berangsur dapat terwujud.

Dalam pelaksanaan KUR, Pemerintah melakukan sosialisasi program KUR melalui iklan di media elektronik maupun media cetak. Selain itu, Pemerintah melalui bank pelaksana KUR di tingkat Kecamatan/Kabupaten (dibeberapa daerah) juga telah melakukan sosialisasi dengan pemasangan spanduk atau penyebaran brosur KUR di beberapa titik strategis, bahkan melakukan sosialisasi KUR secara langsung dengan memberikan penyuluhan kepada paguyuban/kelompok masyarakat di pelosok-pelosok desa. Sejumlah bank pelaksana KUR tersebut adalah BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, Bank Bukopin, BNI Syariah, dan BPD. Meskipun demikian, tercatat bahwa penyaluran dana KUR sejak tahun 2007 hingga tahun 2013 masih terkonsentrasi pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti jumlah penduduk, daya beli masyarakat, dan infrastruktur di pulau Jawa memiliki kelebihan dibandingkan di luar Pulau Jawa pada umumnya. Kenyataan ini merupakan kekurangan dalam mekanisme penyaluran dana KUR, sehingga sebaiknya Pemerintah sesegera mungkin melakukan evaluasi dan perbaikan mekanisme tersebut.

Salah satu kendala dalam pelaksanaan program KUR adalah adanya potensi kredit macet. Berkaitan dengan hal ini, di beberapa daerah, Pemerintah tidak hanya memberikan pinjaman modal usaha namun juga memberikan pendampingan usaha dan monitoring pelaksanaan usaha nasabah KUR secara berkala. Sehingga terjadi komunikasi aktif antara bank pelaksana dengan nasabah KUR. Komunikasi aktif tersebut menjadikan kendala pelaksanaan KUR yang terjadi dapat dicarikan solusinya secara bersama-sama dengan bijak, termasuk masalah kredit macet. Selain itu, Pemerintah juga berkomitmen memfasilitasi koordinasi antara bank pelaksana KUR dengan perusahaan penjamin KUR apabila sewaktu-waktu terjadi kredit macet. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah telah merancang konsep program KUR dengan matang, karena ada manfaat dan kemudahan yang dapat dirasakan oleh nasabah, bank pelaksana, dan juga Pemerintah sendiri. Selain itu, tampak bahwa langkah antisipasi dalam menghadapi kendala yang mungkin terjadi telah dipersiapkan dengan baik oleh Pemerintah.

Sejak dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 5 November 2007 yang lalu, program KUR telah mendulang sukses. Tanggapan masyarakat Indonesia terhadap program KUR sangatlah positif. Ada beberapa faktor yang meyebabkan hal tersebut terjadi, diantaranya adalah persyaratannya mudah, prosesnya cepat (± 7 hari), dan angsurannya tergolong ringan (suku bunga KUR lebih rendah dari suku bunga kredit selain KUR). Oleh sebab itu, antusiasme warga untuk menjadi nasabah KUR (debitur) terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat dalam laporan pelaksanaan KUR pada triwulan I tahun 2013 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bahwa secara akumulatif jumlah nasabah KUR telah mencapai 8,3 juta orang. Data ini tercatat sejak November 2007 hingga Maret 2013. Sektor usaha para nasabah KUR ini sangat beragam. Mereka melakukan usaha diberbagai sektor usaha, meskipun masih didominasi oleh usaha pada sektor perdagangan (hilir) sebesar 50,79%, sedangkan pada sektor hulu seperti pertanian, perikanan dan kelautan, kehutanan, industri, dan sektor hulu terintegrasi hanya sebesar 31,4%.

Melihat data-data diatas, terlihat bahwa jumlah pelaku usaha antara sektor hulu, sektor perantara, dan sektor hilir masih belum berimbang. Hal ini menjadi tugas besar Pemerintah Indonesia di pusat dan di daerah untuk terus aktif memberikan dukungan dan dorongan kepada rakyat Indonesia supaya mau menjadi pelaku usaha di sektor hulu dan juga sektor perantara (industri pengolah bahan baku). Pemerintah Indonesia harus memberi motivasi bahwa, sumber daya manusia (SDM) Indonesia harus mampu mengelola sumber daya alamnya (SDA) sendiri, dan Pemerintah Indonesia harus menjadi pusat koordinasinya. Kenyataan bahwa pelaku bisnis di Indonesia masih berkutat di sektor hilir saja, yaitu menjadi pedagang/penjual produk-produk impor kepada konsumen domestik dan sedikit saja menjual produk-produk buatan anak bangsa sendiri, seharusnya mendapatkan perhatian besar dari Pemerintah Indonesia. Pemerintah Indonesia dengan program KUR-nya diharapkan dapat terus bekerja keras dan profesional. Memotivasi SDM Indonesia agar mau bergerak bahu-membahu mengelola sebanyak-banyaknya SDA Indonesia. Selanjutnya Pemerintah juga harus siap menghadirkan dana dan teknologi untuk pengeloalaan SDA Indonesia itu. Alam Indonesia kaya akan minyak bumi, batu bara, gas alam, tembaga, bauksit, timah, nikel, emas, perak, bijih besi, dan sebagainya. Tanah Indonesia subur, hutan berdaun rimbun menjadi paru-paru bumi. Pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan berkembang dengan hasil melimpah. Indonesia juga punya hasil laut yang menakjubkan. Indonesia kaya akan sumber daya alam, seharusnya Pemerintah bersama rakyat Indonesia mau mengelolanya sendiri. Andaikan terpaksa harus mengizinkan investor asing datang ikut menyentuh SDA Indonesia, maka harus dipastikan pembagian royaltinya logis dan proporsional. Selanjutnya, Pemerintah juga harus siap untuk terus memotivasi, mendorong, dan memfasilitasi SDM Indonesia supaya mau membangun industri-industri pengolah bahan baku/mentah menjadi produk-produk asli karya anak bangsa yang berdaya saing tinggi secara nasional maupun internasional.

Dari paparan diatas, maka dapat diketahui bahwa tantangan program KUR dari Pemerintah adalah pertama, KUR harus menjadikan ada rakyat Indonesia yang mau dan mampu menjadi: 1) Pengusaha sektor hulu, yaitu pengusaha yang mampu menghasilkan bahan baku/mentah untuk disalurkan kepada pengusaha di sektor perantara. 2) Pengusaha sektor perantara/industri, yaitu pengusaha yang mampu mengolah bahan baku menjadi produk-produk berdaya saing tinggi untuk dijual oleh pengusaha di sektor hilir. 3) Pengusaha sektor hilir, yaitu pedagang yang lihai dalam memasarkan produk-produk asli buatan Indonesia kepada konsumen domestik maupun internasional. Apabila Pemerintah dengan program KUR-nya dapat menjawab tantangan tersebut, maka penguasaan semua sektor ekonomi dari hulu hingga hilir oleh anak bangsa sendiri akan terwujud nyata. Sehingga Indonesia akan mampu bersaing dalam bidang ekonomi dengan negara lain. Jawaban tantangan diatas sekaligus sebagai persiapan Indonesia dalam menghadapi komunitas ASEAN yang sudah akan diberlakukan pada tahun 2015 mendatang. Kedua, mulai tahun 2013, dana KUR harus terserap secara luas oleh rakyat Indonesia di seluruh wilayah Nusantara. Bukan hanya terkonsentrasi pada provinsi-provinsi di Pulau Jawa saja dan tentunya dengan memberikan kemudahan akses KUR bagi calon nasabahnya. Ketiga, Pemerintah melalui bank pelaksana KUR harus memberikan edukasi kepada masyarakat usia produktif yang belum terbiasa berhubungan dengan perbankan, sehingga pada akhirnya mereka menjadi bankable dan berani mengajukan KUR untuk pembiayaan usahanya. Keempat, KUR yang merupakan klaster ke-3 dari masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia (MP3KI) harus terus dilanjutkan. Karena KUR merupakan program Pemerintah yang pro-wirausaha, yang pro-koperasi, yang pro-usaha kecil dan menengah. Seperti yang disampaikan Presiden SBY dalam sambutannya pada acara Puncak Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Dengan kata lain, siapapun Presidennya, program KUR harus tetap jalan.

Sebagai penutup, untuk menjawab pertanyaan mengapa KUR diperlukan oleh UKM? Maka jawabannya adalah karena, pertama, KUR akan menjadi salah satu program Pemerintah yang akan mampu menjawab tantangan yang telah dipaparkan diatas. Kedua, KUR akan menumbuhkan embrio usaha kecil, menengah, dan besar milik rakyat Indonesia yang bergerak di sektor hulu hingga hilir. Ketiga, usaha milik rakyat Indonesia yang berhasil karena mendapat KUR akan meningkatkan kesejahteraan hidup pemiliknya dan bahkan mampu menyerap tenaga kerja. Dengan demikian program KUR memiliki prospek besar dalam upaya Pemerintah meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat Indonesia.


Note: Diikutkan dalam Lomba Penulisan Esai 2013 Setkab RI - KUR
-----------



DAFTAR PUSTAKA
Desk Informasi, Kabupaten Pati Penyalur KUR Terbesar di Indonesia, http://setkab.go.id/artikel-8909-kabupaten-pati-penyalur-kur-terbesar-di-indonesia.html, diakses 12 Agustus 2013.

Abdul Muis dan Ronald Sipayung, Sukses Salurkan KUR, Indonesia Bersiap Jadi Laboratorium Keuangan Mikro Dunia, http://setkab.go.id/artikel-9007-sukses-salurkan-kur-indonesia-bersiap-jadi-laboratorium-keuangan-mikro-dunia.html, diakses 13 Agustus 2013.

Ibnu Purna, KUR Tumbuh Positif, Namun Masih Timpang, http://setkab.go.id/artikel-5436-kur-tumbuh-positif-namun-belum-fokus.html, diakses 13 Agustus 2013.

Desk Informasi, Presiden: Masih Terbuka, Peluang Lahirnya Wirausaha Baru, http://setkab.go.id/artikel-7851-presiden-masih-terbuka-peluang-lahirnya-wirausaha-baru.html, diakses 14 Agustus 2013.

Desk Informasi, Ini 5 Arahan Presiden SBY Hadapi Perlambatan Ekonomi Dunia, http://setkab.go.id/artikel-9644-ini-5-arahan-presiden-sby-hadapi-perlambatan-ekonomi-dunia.html, diakses 14 Agustus 2013.

Desk Informasi, Tingkat Macetnya Rendah, Presiden Setuju Kaji Penurunan Bunga KUR, http://setkab.go.id/artikel-5337-tingkat-mecetnya-rendah-presiden-setuju-kaji-penurunan-bunga-kur.html, diakses 14 Agustus 2013.

Eddy Cahyono Sugiarto, Financial Inclusion: Strategi Pemberantasan Kemiskinan, http://setkab.go.id/artikel-6886-financial-inclusion-strategi-pemberantasan-kemiskinan.html, diakses 14 Agustus 2013.

I.B. Made Bimantara, Akhiri kemiskinan!, http://setkab.go.id/artikel-8010-akhiri-kemiskinan.html, diakses 14 Agustus 2013.

Desk Informasi, Presiden: Apapun Modelnya, Pembangunan Harus Mampu Tingkatkan Standar Hidup Masyarakat, http://setkab.go.id/artikel-9203-presiden-apapun-modelnya-pembangunan-harus-mampu-tingkatkan-standar-hidup-masyarakat.html, diakses 14 Agustus 2013.

Desk Informasi, Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia (16 Agustus 2012), http://setkab.go.id/artikel-5392-pidato-kenegaraan-presiden-republik-indonesia-16-agustus-2012.html, diakses 14 Agustus 2013.